Pernikahan Nabi Muhammad Dengan Bocah Kecil Bernama Aisha


Membayangkan bahwa ada orang tua yang nafsu dengan anak kecil saja rasanya sudah mual. Itulah pedofilia, salah satu bentuk kejahatan seks tingkat bejat di dunia. Semua manusia dan binatang pada dasarnya mempunyai naluri untuk melindungi anak mereka sendiri. Jika ada jeritan minta tolong dari seekor anak binatang, bahkan binatang dari lain jenis pun mereka masih bisa merasa kasihan, tapi kaum pedofil ini, mereka malah memperkosanya.

Pedofilia merupakan salah satu penyakit jiwa yang paling parah karena penyakit ini mendustai kepercayaan anak-anak kepada kita orang dewasa. Sulit untuk di percaya seorang Nabi seperti Nabi Muhammad yang menjadi panutan dari milyaran pengikut dari agama Islam ini adalah seorang pedofil.

Muhammad menikahi bocah kecil Aisha saat dia berumur 6 tahun dan dia melangsungkan "pernikahan" (baca memperkosanya) saat Aisha baru menginjak usia sembilan tahun. Sewaktu menyetubuhi Aisha, Muhammad sendiri saat itu sudah jadi oom-oom sugar daddy berumur 54 tahun.



Bukti-bukti ke pedofilian Nabi Muhammad ini sebenarnya sudah banyak, bahkan Aisha sendiri sering di narasikan di hadis-hadis, tapi seperti biasa muslim-muslim hanya tutup kuping dan tutup mata saja.

Kalau mau bicara jujur sepertinya muslim-muslim tidak malu dengan ke pedofilian nabi mereka. Mereka sendiri sudah menjalankan tradisi pedofil ini sejak ribuan tahun lalu bahkan sampai sekarang detik ini juga. Mereka mulai merasa malu saat dunia mulai mempertanyakan tradisi bodoh ini. Beberapa bukti bisa kita lihat dari hadis dibawah ini:

Sahih Muslim Book 008, Nomor 3310:
'A'isha melaporkan: Rasul Allah (semoga damai besertanya) menikahi saya ketika saya berumur enam tahun, dan saya dibawa ke rumahnya ketika saya berusia sembilan tahun.

Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomor 64
Diceritakan ‘Aisha:
bahwa Nabi menikahinya ketika dia berumur enam tahun dan dia menyempurnakan pernikahannya ketika dia berumur sembilan tahun, dan kemudian dia tinggal bersamanya selama sembilan tahun (yaitu, sampai kematiannya).


Beberapa Muslim mengklaim bahwa Abu Bakr yang mendekati Muhammad memintanya untuk menikahi putrinya. Itu tidak benar.

Sahih Bukhari 7.18
Diceritakan ‘Ursa:
Nabi bertanya kepada Abu Bakr untuk ‘Aisha’ dalam pernikahan. Abu Bakr mengatakan "Tapi aku saudaramu." Nabi berkata, "Kamu adalah saudaraku dalam agama Allah dan Kitab-Nya, tetapi dia (Aisha) adalah sah bagi saya untuk menikah."

Orang Arab adalah suku primitif, namun mereka masih tetap memiliki beberapa kode etik yang tetap mereka hormati. Misalnya, meskipun mereka bertempur sepanjang tahun, mereka akan abstain dari permusuhan selama bulan-bulan suci  di tahun itu. Mereka juga menganggap Mekah sebagai kota suci dan tidak akan melakukan perang di kota tersebut. Istri dari seorang putra yang diadopsi dianggap menantu perempuan dan mereka tidak akan menikahinya. Ada juga kebiasaan  untuk membuat perjanjian persaudaraan sesama teman dekat dan menganggap satu sama lain sebagai saudara sejati. Tapi nabi sama sekali tidak menghiraukan sama sekali adat istiadat ini, apapun aral melintang yang menghalanginya akan di libas.

Sahih Muslim Book 008, Nomor 3311
'Aisah melaporkan bahwa Rasul Allah (semoga damai besertanya) menikahinya ketika dia berumur tujuh tahun, dan dia dibawa ke rumahnya sebagai pengantin ketika dia berusia sembilan tahun sambil tidak lupa membawa bonekanya; dan ketika dia (Nabi) meninggal Aisha masih berumur delapan belas tahun.

Hadits berikut di bawah ini menunjukkan bahwa Aisha hanyalah seorang anak kecil biasa yang masih suka bermain dengan boneka-bonekanya. Perhatikan apa yang ditulis interpreter dalam kurung. (Dia adalah seorang gadis kecil, belum mencapai usia pubertas)

Sahih Bukhari Volume 8, Buku 73, Nomor 151
Diceritakan ‘Aisha:
Saya biasa bermain dengan boneka di hadapan Nabi, dan teman-teman perempuan saya juga sering bermain dengan saya. Ketika Rasul Allah masuk (ke tempat kediaman saya) mereka biasanya langsung menyembunyikan diri, tetapi Nabi akan memanggil mereka untuk bergabung dan bermain dengan saya. (Memainkan boneka-boneka dan gambar-gambar serupa itu terlarang, tetapi hal itu diperbolehkan untuk 'Aisha pada waktu itu, karena dia adalah seorang gadis kecil, belum mencapai usia pubertas.) (Fateh-al-Bari halaman 143, Vol. 13)


Jawaban para pembela Islam: “Perlu dicatat bahwa di daerah yang panas, adalah normal bagi seorang gadis untuk mencapai kedewasaan pada usia yang sangat dini” dan pernikahan Muhammad adalah untuk membina persekutuan politik dengan ayah dan suku mereka." Ini tidak masuk akal. Muhammad menikahi Safiya setelah memancung ayahnya, menyiksa sampai mati suaminya dan membantai seluruh sukunya. Dia menikahi Juwariyah setelah merampok bangsanya, membantai orang-orang itu dan merampok kekayaan mereka dan mengambil perempuan dan anak-anak sebagai budak. Dia mengambil Rayhana, gadis Yahudi berusia 15 tahun dari Bani Quraiza setelah membantai semua pria dan anak laki-laki yang telah mencapai usia puber. Dengan siapa dia ingin membuat aliansi? Alasan yang memalukan untuk membela penjahat perang. Apa yang Muhammad lakukan adalah menjijikkan, tetapi itu sama menjijikkannya ketika para pembela Muslim berusaha membebaskannya dari kejahatannya dengan alasan yang tidak tahu malu.

Aisha adalah putri Abu Bakr yang merupakan teman sekaligus pendukung utama Muhammad. Muhammad sebenarnya tidak perlu mengawini Aisha demi untuk mencapai tujuan politik atau untuk menumbuhkan persaudaraan lebih erat dengan Abu Bakr, karena mereka sebenarnya sudah berkawan sejak lama. Jadi alasan bahwa Muhammad mengawini Aisha demi mempererat hubungannya dengan Abu Bakr adalah bohong belaka, perkawinannya dengan Aisha adalah karena nafsu pedofilianya saja.

Muhammad adalah pemimpin sekte. Dia telah mencuci otak Abu Bakr. Orang yang telah tercuci otaknya oleh sekte akan melakukan apa saja untuk menyenangkan pimpinannya, Muhammad. Ketika Anda tunduk dan patuh pada pemimpin yang sesat, maka secara otomatis anda akan menyerahkan segalanya buat dia, termasuk akal sehat anda.

Pria normal tidak akan tertarik secara seksuil kepada anak-anak. Muhammad tidak sehat secara psikologis. Dia seorang pedofil. Bagaimana caranya Muhammad bisa bebas lenggang kangkung melakukan hal tersebut? Karena dia mengaku sebagai nabi dan dengan demikian menempatkan dirinya jauh di atas hukum manusia. Coba, siapa yang berani mempertanyakan Allah dan utusan-Nya?


Dia memiliki kendali atas hidup dan mati orang-orang di Madinah. Dia bertindak sangat mirip dengan pemimpin sekte lainnya seperti Jim Jones dalam bukunya Jonestown, yang tidur dengan wanita mana pun yang dia senangi, dan seperti David Korsh di kompleksnya, yang berhubungan seks dengan setiap wanita dan bahkan dengan remaja putri pengikutnya sementara melarang mereka untuk menyentuh istri mereka sendiri.

Orang yang menjadi korban dari organisasi sekte agama akan selalu bersedia melakukan hal-hal yang bodoh. Demi kepercayaan mereka kepada organisasi sekte, mereka rela untuk membunuh orang, seperti pengikut Charles Manson, Shoko Asahara dan Muhammad; mereka bahkan rela melakukan bunuh diri massal seperti pengikut Jim Jones, David Koresh atau Gerbang Surga. Nabi Muhammad disebut-sebut dalam Islam sebagai salah satu manusia sempurna yang pernah hidup di dunia ini. Manusia sempurna menikahi anak umur 6 tahun? Yang bener ah?


Sumber: Ali Sina

Ayat Quran Yang Damai Digantikan Dengan Ayat Perang

Seringkali jika kita dialog dengan muslim dan membahas tentang toleransi beragama dalam Islam mereka biasanya mengutip ayat Qur'an  2:25...