Puasa Ramadan Merupakan Budaya Jahiliyah Sebelum Islam


Bulan puasa merupakan bulan paling suci bagi umat Islam di seluruh dunia dimana Allah memberikan rahmatnya yang terbesar kepada budaknya, yaitu kaum muslimin. Di bulan ini Allah mengikat setan jauh-jauh dari muslim dan mewajibkan kaum muslimin untuk menahan lapar dan haus, menahan amarah dan nafsu seks dari sejak matahari terbit sampai matahari terbenam. Bagi yang berdomisili di daerah yang mataharinya terbit atau tenggelam terus selama berbulan-bulan seperti di belahan kutub utara silakan puasa sampai mati karena Allah yang Maha Mengetahui ternyata tidak tahu perbedaan jam dunia.

Tahukah anda bahwa puasa yang anda pikir merupakan ciptaan Islam semata wayang ini sebenarnya adalah hasil kopian dari kebudayaan yang oleh Islam dulunya disebut sebagai budaya jaman jahiliyah? Muslim mempraktikan puasa yang merupakan buah dari kebudayaan pagan sebelum Islam. Hal tersebut ada disebut di hadis nabi Shahih Bukhari 5:58:172 : Diceritakan Aisha: ‘Asyura adalah hari di mana suku Quraish biasa berpuasa di masa Jahiliyah sebelum Islam. Nabi juga biasa berpuasa pada hari ini. Jadi ketika dia pindah ke Madinah, dia berpuasa dan memerintahkan (kaum Muslim) untuk berpuasa. Ketika puasa Ramadhan diperintahkan, itu menjadi opsional bagi orang-orang untuk berpuasa atau tidak berpuasa pada hari Asyura.'


Puasa Asyura (10 Muharram) berasal dari praktik kaum kafir Quraish. Puasa Ramadhan kemudian muncul setelah puasa Asyura dan merupakan tradisi dari kaum Sabian. Kaum Sabian disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an [al-Baqarah 2:62], [al-Haji 22:17], [al-Maa'idah 5:69] bersama dengan orang Kristen dan Yahudi. Sabian, yang merupakan suku Irak non-Muslim, percaya pada monoteisme, menjalankan puasa 30 hari setiap tahun dan berdoa 5 kali sehari. Nah loh kok mirip sama siapa yah???

Orang-orang Sabian, yang merupakan penyembah berhala di Timur Tengah, terdiri dari dua kelompok, yaitu orang-orang Manda dan orang-orang Harran. Orang-orang Manda hidup di Irak selama abad ke-2 M. Sampai saat ini mereka masih menyembah banyak dewa. Dewa-dewa mereka diklasifikasikan dalam empat kategori: "kehidupan pertama," "kehidupan kedua," "kehidupan ketiga" dan "kehidupan keempat." Dewa-dewa lama termasuk dalam kategori "kehidupan pertama". Mereka memanggil para dewa yang, pada gilirannya, menciptakan para dewa "kehidupan kedua", dan sebagainya.

Kelompok lain, yang dianggap sebagai Sabian, adalah orang-orang Harran. Mereka menyembah Sin, bulan, sebagai dewa utama mereka, tetapi mereka juga menyembah planet dan dewa lainnya. Orang-orang Sabian kemudian berhubungan dengan Ahnaf, sebuah kelompok Arab di mana Muhammad bergabung sebelum mengaku sebagai seorang nabi. Ahnaf mencari ilmu dengan pergi ke Irak Utara, di mana ada banyak komunitas Manda. Mereka juga pergi ke kota Harran di distrik al-Jazirah di Suriah utara di perbatasan antara Suriah, Irak dan Asia Kecil.

Di Mekah, Ahnaf disebut sebagai Sabian karena doktrin yang mereka anut. Kemudian, ketika Muhamad mengaku sebagai seorang nabi, ia dipanggil sebagai Sabian oleh penduduk Mekah karena mereka melihatnya melakukan banyak ritual Sabian termasuk sholat lima waktu, melakukan beberapa gerakan dan doa yang identik dengan suku Manda dan Harran, dan melakukan wudhu, atau upacara pembasuhan, sebelum setiap doa. Dalam Alquran, Muhamad menyebut orang-orang Sabian sebagai "orang-orang buku" seperti orang Yahudi dan Kristen.

Ramadan adalah upacara penyembahan berhala yang dilakukan oleh para Sabian, baik itu suku Harran atau Manda. Ramadan pada awalnya adalah merupakan ritual tahunan  yang dilakukan di kota Harran, dan ritual milik para penyembah bulan di Arab tersebut terus berlanjut sampai sekarang dan dipercaya sebagai perintah Allah oleh 1.6 milyar muslim di seluruh dunia.

Bukan hanya praktik puasa Ramadan saja yang di kopi oleh Islam, ada juga yang lainnya, seperti doa lima kali sehari menghadap Mekah, suku-suku Zoroaster Persia berdoa lima kali sehari juga, menghadap ke arah Matahari atau kuil api. Sebelum sholat, para Zoroaster membersihkan diri atau melakukan wudhu. Wudhu dan shalat lima waktu bukanlah sesuatu yang diciptakan oleh Islam. Hadis [Sahih Bukhari Buku 8, no. 345] memberi tahu kita bahwa ketika Muhammad bertemu Allah di surga, Allah menuntut 50 doa per hari. Tetapi dengan bantuan Musa, Muhammad melakukan tawar-menawar dengan Allah dan akhirnya dia berhasil menguranginya dari 50 menjadi 5 shalat per hari. Bahkan Al-Quran (4:28) mengatakan, "Tuhan ingin meringankan bebanmu, karena manusia diciptakan lemah".

Ada banyak Hadis yang menyebutkan tentang Ramadan. Yang paling menarik adalah tentang Muhammad mencium istri-istrinya saat puasa dan dia juga mengijinkan para lelaki tua untuk merangkul istri-istri muda mereka tetapi mencegah para lelaki muda untuk merangkul istri-istri muda mereka di saat puasa. Yah maklum, Muhammad sudah tua waktu itu, jadi dia belain yang tua-tua. Berikut hadis-hadis yang agak-agak menjijikan ini:


Hadits. Bukhari, Vol.3: 149, meriwayatkan Aisha, Muhammad biasanya mencium dan memeluk istri-istrinya saat ia puasa dan ia memiliki kontrol hawa nafsu yang lebih kuat daripada manusia biasa.’ (What? Bisa kontrol tapi kok nyosor bininya pas puasa coy?)

Hadits.Bukhari, Vol.3: 151, meriwayatkan Zainab (putri Umme Salma) bahwa ibunya berkata, "Nabi dan aku biasa mandi dari satu panci air dan dia dulu menciumku ketika dia sedang berpuasa."(Asik, hajar terus bro Muhammad.)

Hadits. Buku 13, No.2381, meriwayatkan Abu Hurairah: Seorang pria bertanya kepada Muhammad apakah orang yang berpuasa dapat memeluk istrinya, dan dia memberinya izin; tetapi ketika seorang pria lain datang kepadanya, dan memintanya, dia melarangnya. Orang yang ia beri izin adalah seorang lelaki tua dan yang ia larang adalah seorang pemuda. (Sesama oom2 tua boleh lah grepe2 bini pas puasa).

Hadits. Buku 13, No. 2380, meriwayatkan Aisha: Nabi Muhammad biasanya menciumnya dan menghisap lidahnya, ketika dia sedang berpuasa. (Gak apa-apa dia gak ngaceng, alias bisa kontrol kok....wkwkwkwkwk).

Nah kalau sudah baca artikel ini terus kalian masih mau puasa juga selama 30 hari nahan laper, nahan haus dan nahan konak demi melanjutkan budaya kaum musyrikun pemuja bulan yang di kopi sama Muhammad, silakan aja deh, saya mah ogah.

Sumber: Ramadan and its Roots

Ayat Quran Yang Damai Digantikan Dengan Ayat Perang

Seringkali jika kita dialog dengan muslim dan membahas tentang toleransi beragama dalam Islam mereka biasanya mengutip ayat Qur'an  2:25...