Ayat-Ayat Al-Quran Yang Turun Demi Kepentingan Nabi Muhammad Pribadi

Ada banyak wahyu dari Alquran yang secara kebetulan tiba-tiba turun saat beliau (nabi) sedang kepepet dan butuh bantuan dari Allah (lewat wahyu) untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari situasi kondisi yang kurang enak.

Alquran mengklaim dirinya sebagai buku yang langsung diturunkan oleh Allah dari 7 langit surga, jauh sebelum dunia di ciptakan, tapi anehnya secara amat kebetulan Alquran seringkali menolong nabi Muhammad yang sedang di landa kesusahan, jauh di jaman setelah Quran itu diturunkan sendiri, aneh bukan? Wahyu-wahyu tersebut 'secara kebetulan' menolong Muhammad baik dari persoalan-persoalan pribadi pernikahan Muhammad, ijin-ijin khusus buat dia sendiri sampai dengan justifikasi moral untuk memenuhi keinginan-keinginan pribadinya.

Pertama-tama kita harus ingat bahwa Al-Qur'an tidak memiliki waktu dan tidak diciptakan. Al-Quran diturunkan oleh Allah secara keseluruhan ke surga paling bawah ke dalam mahfoodh lawfil (tablet yang diawetkan), jauh sebelum penciptaan alam semesta. Mengatakan bahwa Quran diciptakan adalah dosa besar dan bisa membawa seseorang keluar dari Islam.

Meskipun demikian, banyak ayat-ayat dari dalam Al-Qur'an sendiri tampaknya diturunkan HANYA untuk kenyamanan Nabi Muhammad dan terkadang Allah turun tangan langsung ngurusin masalah rumah tangga pribadi Muhammad yang ece-ece dan sebenarnya bisa diselesaikan tanpa perlu keterlibatanNya.

Seperti cerita ini. Sekelompok sahabat nabi datang ke rumahnya dan mereka nongkrong di rumah nabi kelamaan, Muhammad pengen mereka cepat-cepat pulang tapi dia merasa enggak enak untuk menyuruh mereka pergi, sampai-sampai akhirnya Allah sendiri memutuskan untuk mengusir mereka pulang melalui ayat Alquran! Berikut dibawah ini ayat Alquran yang nyuruh tamu-tamu nabi cepet-cepet pulang!

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah. Al-Quran 33:53.

Menarik bukan? Allah turun tangan langsung nyuruh tamu nabi pulang!

Sekarang lihat contoh berikut ini, istri kedua Nabi Muhammad, Sauda, ​​adalah seorang wanita yang gendut dan semakin tua. Sauda merasa takut bahwa Nabi Muhammad mungkin bakalan menceraikannya (karena dia kurang menarik dan lebih tua saat itu dibandingkan dengan Aisha yang lebih muda dan cantik dan beberapa istri lainnya yg ranum), jadi dia mengatakan kepada Nabi Muhammad bahwa dia akan menyerahkan jatah malamnya bersamanya (karena Nabi Muhammad biasanya memiliki satu malam dengan setiap istri) agar dia tetap menjadi suaminya dan terus memberikannya secara materi. Bahkan dia rela memberikan jatahnya pada saat mereka bepergian!

Berikut Hadis nabi dan Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan hal tersebut:

Diriwayatkan Ibn 'Abbas:
"Sawdah takut bahwa Nabi akan menceraikannya, jadi dia berkata: 'Jangan menceraikan aku, tetapi tetap piaralah aku dan berikan hariku untuk' Aishah. ' Nabi Muhammad setuju, dan berikut ayat Al-Quran ini kemudian turun: 'Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir.'  (4: 128). "Vol. 5, Buku ke 44, Hadis 3040.


Nabi Muhammad sebagai nabi yang paling bijaksana kesayangan Tuhan tentu saja menjawab bahwa dia tidak akan menceraikan Saudah, tapi kenyataannya dia setuju menganulir jatah malamnya dengan Sauda biar bisa indehoy dengan yang lebih muda dan ranum Aisha. Beginikah kelakuan Nabi pujaan Islam?

Tentu saja Allah tidak tinggal diam dan buru-buru mengeluarkan ayat biar bisa nyelametin nabi pujaanNya. Berikut ayat Al-Quran tersebut:

Engkau boleh menangguhkan (menggauli) siapa yang engkau kehendaki di antara mereka (para istrimu) dan (boleh pula) menggauli siapa (di antara mereka) yang engkau kehendaki. Dan siapa yang engkau ingini untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yang telah engkau sisihkan, maka tidak ada dosa bagimu. Yang demikian itu lebih dekat untuk ketenangan hati mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan mereka rela dengan apa yang telah engkau berikan kepada mereka semuanya. Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun. - Al-Quran 33:51.

Aisha sendiri kelihatan curiga kenapa kok ayat-ayat Al-Quran ini bisa turun 'pas' waktunya. Berikut hadis yang mengungkapkan kecurigaan Aisha:

Aisha bercerita: Saya terkadang suka memandang rendah kepada wanita-wanita yang menyerahkan dirinya kepada Nabi. Dan saya suka berpikir, apakah wanita bisa menyerahkan dirinya ke pria? Tapi kemudian ayat Al-Quran pun turun : 'Engkau boleh menangguhkan (menggauli) siapa yang engkau kehendaki di antara mereka (para istrimu) dan (boleh pula) menggauli siapa (di antara mereka) yang engkau kehendaki. Dan siapa yang engkau ingini untuk menggaulinya kembali dari istri-istrimu yang telah engkau sisihkan, maka tidak ada dosa bagimu.'(Al-Quran 33:51). Saya berkata (kepada Nabi): Sepertinya Tuhan selalu dengan cepat langsung memenuhi keinginan dan hasrat kamu. - Shahih Al Bukhari Volume 6, Buku ke 60, Hadis ke 311.

Ada lagi contoh lain dimana Nabi Muhammad mendapat pengecualian khusus dari Allah (Al-Qur'an 33:50) untuk menikahi sebanyak mungkin wanita yang ia inginkan, dan tidak satupun yang diizinkan untuk menikahi wanita sebanyak dirinya sendiri.

Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki, termasuk apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi ingin menikahinya, sebagai kekhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. - Al-Qur'an 33:50

Kembali ke cerita Zainab, begitu Zaid menceraikannya, Allah langsung menikahi mereka di surga tanpa upacara apa pun, wali (kerabat laki-laki), atau maher (hadiah perkawinan),  Nabi Muhammad langsung masuk ke rumahnya meskipun dia tidak mengenakan hijab atau berpakaian untuk tamu. (Lihat tautan di bawah untuk detail lebih lanjut tentang kisah lengkap ini).


Anas (Allah berkenan dengan dia) melaporkan: Ketika 'Iddah (periode menunggu setelah perceraian sebelum pernikahan kembali) dari Zainab telah berakhir, Rasul Allah (semoga damai besertanya) berkata kepada Zaid untuk menyebutkan tentang dia ke Zainab. Zaid datang kepadanya dan saat itu Zainab sedang memfermentasi tepungnya. Dia (Zaid) berkata: Ketika saya melihatnya, saya merasa dalam hati saya tentang begitu banyak kebesarannya sehingga saya tidak dapat melihat ke arahnya (hanya untuk fakta) bahwa Rasulullah (semoga damai besertanya) telah menyebutkan tentang dia. Jadi saya membalikkan punggung saya ke arahnya, dan saya membalikkan badan saya, dan berkata: Zainab, Rasul Allah (semoga damai besertanya) telah mengirim (saya) dengan sebuah pesan kepadamu. Dia berkata: Aku tidak melakukan apa pun sampai aku meminta kehendak Tuhanku. Jadi dia berdiri di tempat ibadahnya dan (ayat) Al-Qur'an (berkaitan dengan pernikahannya) turun, dan Rasul Allah (semoga damai besertanya) datang kepadanya tanpa izin ... - Shahih Muslim, Buku ke 16, Hadis ke 105.
Zainab seringkali membanggakan tentang bagaimana Tuhan menikahi mereka. Mereka secara tiba-tiba sudah menikah dan dia (nabi) langsung masuk ke rumahnya!

Anas bin Malik berkata:
Zainab bint Jahsh terkadang suka menyombongkan dirinya dihadapan istri-istri Nabi yang lain, dan berkata: "Allah menikahi saya dengan dia dari atas Surga." Dan Ayat Hijab diwahyukan sehubungan tentang dia seorang. - Sunan an-Nasa'i 3252 Buku ke 26, Hadis ke 57.


Beberapa ulama bahkan membanggakan tentang bagaimana Nabi Muhammad selalu diberikan wanita yang dia inginkan, baik wanita yang belum menikah atau bahkan menikah (referensi diperlukan).

Contoh lain dari keterlibatan langsung Allah dalam membantu Muhammad dalam masalah perkawinannya adalah ketika Aisha dan Hafsa bersekongkol untuk melawan nabi, tapi tiba-tiba Allah menurunkan ayat yang menyebutkan bahwa dia akan mengganti mereka semua dengan wanita yang lebih baik jika mereka tidak menjaga perilakunya;

Dan ingatlah ketika secara rahasia Nabi membicarakan suatu peristiwa kepada salah seorang istrinya (Hafsah). Lalu dia menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan peristiwa itu kepadanya (Nabi), lalu (Nabi) memberitahukan (kepada Hafsah) sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain. Maka ketika dia (Nabi) memberitahukan pembicaraan itu kepadanya (Hafsah), dia bertanya, “Siapa yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab, “Yang memberitahukan kepadaku adalah Allah Yang Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sungguh, hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebenaran); dan jika kamu berdua saling bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sungguh, Allah menjadi pelindungnya dan (juga) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain itu malaikat-malaikat adalah penolongnya.

Jika dia (Nabi) menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan. - Al-Quran 66:3-5

  Contoh lain yang menarik adalah saat Omar memberi saran kepada Nabi Muhammad, dan kemudian secara ajaib "Allah" menurunkan ayat sejalan dengan hal yang sama seperti yang diungkapkan Omar. Omar suka menyombongkan diri tentang bagaimana Allah “setuju dengan dia” dalam pelbagai masalahnya. Salah satu contoh adalah saat di Mekah mengambil Sanctuary of Ibrahim sebagai tempat untuk shalat/doa, yang kedua adalah tentang dimana istri-istri nabi sebaiknya harus mengenakan jilbab, dan yang ketiga adalah bahwa ia mengatakan kepada Nabi jika istri nabi tidak mendengarkan nabi, maka Allah akan memberi nabi istri yang lebih baik. Dalam ketiga kasus ini sepertinya Allah sangat menyukai saran-saran Umar dan memutuskan untuk memasukkannya ke dalam Al Qur'an.

Diriwayatkan `Umar (bin Al-Khattab):
Allah setuju dengan saya dalam tiga hal: -1. Saya berkata, "Wahai Rasul Allah saya berharap kami bisa mengambil alih stasiun Abraham sebagai tempat berdoa kami (untuk beberapa doa kami). Dan datanglah Wahyu Ilahi: Dan bawalah Anda (orang) stasiun Abraham sebagai tempat doa (untuk beberapa doa Anda misalnya dua rakaat Tawaf dari Ka'bah) ". (2,125) -2. Dan sehubungan dengan (ayat) jilbab para wanita, aku berkata, 'Ya Rasulullah Saya berharap Anda memerintahkan istri-istri Anda untuk menutupi diri mereka dari para pria karena orang baik dan jahat berbicara dengan mereka. ' Jadi ayat dari jilbab para wanita itu pun turun. -3. Setelah istri-istri Nabi membuat front persatuan melawan Nabi dan aku berkata kepada mereka, 'Mungkin jika dia (Nabi) menceraikanmu, (semua) bahwa Tuhannya (Allah) akan memberinya  istri yang lebih baik dari Anda. ' Jadi ayat ini (sama seperti yang saya katakan sebelumnya) langsung diturunkan oleh Allah "(66,5). - Sahih al-Bukhari 402 Buku ke 8, Hadis ke 53.


Banyak contoh-contoh yang lain sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan komunitas Muslim, tetapi contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana wahyu Al-Quran ini sangat bermanfaat sekali buat kepentingan pribadi Muhammad dan memberinya otoritas lebih kepada orang-orang yang percaya kepadanya.

Ayat Quran Yang Damai Digantikan Dengan Ayat Perang

Seringkali jika kita dialog dengan muslim dan membahas tentang toleransi beragama dalam Islam mereka biasanya mengutip ayat Qur'an  2:25...